Tuhan Ku Tak Ingin Sendiri

Tuhan ku tak ingin sendiri dalam cinta ini
Tuhan, kutak ingin sendiri dalam
cinta ini.........
Tuhan ku tak ingin sendiri menjalani hari-hari. Lama sudah ku nanti kepastianmu. Bagiku, bukanlah suatu hal yang mudah dalam sebuah penantian! Suatu perjalanan yang harus dijalani sendirian, melelahkan memang.

Kadang kesepian datang menyapa, lalu aku segera menghibur diri dengan membaca sebuah pesanmu, "percayalah padaku, aku cinta padamu, tunggulah sedikit waktu sayang."

Ini tahun yang ke tiga kau tak berada bersamaku. Kita berpisah tuk sementara waktu. Pekerjaanlah yang membuat kita terpisah, berada di tempat yang berbeda.

Entahlah, sampai kapan!

Aku sering membungkus rinduku dalam kalbu. Ketika kau begitu sibuk dan tak memberiku kabar barang sepatah katapun dalam waktu yang lama. Ada pertanyaan dalam benakku, "apakah sebegitu sibuknya dirimu, hingga sedetikpun tak bisa kau luangkan untukku hanya sekedar memberi kabar??

Kuyakinkan diriku dengan mengatakan bahwa, "aku harus bersabar, aku harus bisa mengerti, bahwa semua itu kau lakukan untuk masa depan. Mungkin saja kau tak punya waktu, atau kau sedang berkonsentrasi untuk melakukan presentasi kerjamu esok hari."

Ku akui, rasa rinduku sering tak tertahankan, ingin kuraih handphone dan mengirim pesan bertubi-tubi padamu menanyakan sedang apa kau disana? Bagaimana kabarmu? Apakah kau sehat? Namun kembali kuurungkan niatku tuk menjumpaimu dengan kata-kata!

Biarlah kulipat rinduku rapat dalam anganku yang diterbangkan lewat mimpi-mimpi. Malam begitu menyiksaku, mataku terpejam namun fikiranku terbang! Apakah kau pernah memikirkanku? Bahkan di malam saat segudang kesibukanmu telah usai, dan kau sedang terbaring menikmati malammu?

Berbaris kata dalam doa ku naikkan pada Tuhan, "ya Tuhan, lindungilah dia dalam tidurnya, biarlah malaikat-MU mengawalnya dalam tidur sepanjang malam hingga esok kan jelang...."  dan Engkau membangunkannya dengan tubuh segar memulai hari baru dengan segala kesibukannya."

Kau telah menghabiskan waktu untukmu, untuk semua yang kau impikan, untuk masa depan! Yang entahlah untuk kita berdua nanti, atau hanya untukmu, hingga tak menyisikan sedikit waktu untukku, ya hanya sedikit saja waktu tuk sekedar menyapaku lewat goresanmu. Apakah aku terlalu egois bila meminta sedikit saja sisa waktumu tuk menjumpaiku??

Tuhanku, ku tak ingin sendiri......

Gerimis hujam malam ini membuatku semakin tersiksa dalam penantian. Sampai kapankah aku harus bersabar dalam tunggu yang berkepanjangan?? Apakah aku harus membuang waktu lalui hari-hari yang tak pernah berulang begitu saja? Aku bagai seorang pengemis yang minta dikasihani, untuk diberi kepastian, mengharap sebuah kata yang begitu mahalnya sekedar menjumpaiku dari kejauhan. Aku merasa terlalu bodoh. Tapi, itulah yang ku mau.

Sekali lagi, Tuhan,... ku tak ingin sendiri...

Air mataku selalu setia menemani dalam malam kelam. Sepi setia menjadi teman. Doa kecil kupanjatkan pada Tuhan agar dia selalu terlindungi dalam malam penuh rahasia.

Hari-hari berlalu ku tetap menunggu, namun satu pesanpun tak jua menjumpaiku. Tegakah kau menghukumku dalam setia menanti sebaris kata-kata manismu yang kau tinggalkan sewaktu langkahmu beranjak pergi meninggalkanku waktu itu?? "Aku cinta padamu, tunggulah sedikit waktu saja sayang."

Sampai dibatas manakah kesabaranku tetap terjaga?

Tuhan,.. aku mulai letih! Imanku mulai goyah dalam penantian ini. Aku sudah tak kuat lagi! Rasa sayangku memudar sudah,.. aku bersiap tuk pergi meninggalkan penantian ini. Aku takut, rasa sayangku ini berubah menjadi benci! Sebab begitu tipisnya jarak antara sayang dan benci.

Aku ingin pergi tanpa membawa benci, dan meninggalkanmu dengan kebahagiaanmu. Kuhapus air mataku yang terakhir kali untukmu. Aku tak mau sendiri lagi. Kubuang semua angan dalam harap yang tersimpan rapi dalam kalbuku. Batas kesabaranku kini telah habis. Kututup impian-impian kita bersama tuk rajut hari bahagia esok!

Aku sudah lelah dan benar akan pergi dari hidupmu tuk memulai hari baruku...

Waktu berganti, aku larut dalam kesibukanku tak terfikirkan handphone ku berdering, sebaris kata-kata indah yang selalu dia ucapkan dulu tuk yakinkan hatiku kembali menyapaku, "halo sayang, apakah kamu masih menantiku? Tunggulah sedikit waktu sayang."

Kuhapus berbaris kata-kata yang dulu kuharap, dan dengan perasaan sesal mematikan handphone ku. "Maaf, namamu telah kuhapus!" Diriku yang sekarang bukan lagi yang dulu dengan gampang kau kau rayu dan yakini dengan kata-kata manismu... hatiku telah tawar untukmu!!

Pergilah dari hatiku dan jagan kau usik lagi... aku sedang dan sudah tak butuh semua katamu..... pergilah.

Bagi Anda yang membaca goresan IkeCong ini, Anda akan disebutkan sebagai sahabat. Begini sahabat, apakah Anda pernah merasakan hal yang sama dengan goresan di atas? Kalau ya, bagaimana langkah-langkah Anda untuk menghadapi hal tersebut? Seandainya ada dua pilihan;

Tetap menanti dengan setia dalam waktu  yang tak terbatas ataukah,

Pergi meninggalkan semua janji-janji yang entah kapan kan terwujud?

Terimakasih sudah membaca. Seperti biasa IkeCong memberikan puisi untuk Anda, Tuhan Ku Tak Ingin Sendiri. Semoga Anda suka.


Tuhan ku tak ingin sendiri

Melelahkan memang dalam
penantian tak berujung...
Janji-janji manis yang kita ikrar
waktu itu...
Waktu kau kan melangkah
di pagi penuh embun cinta
yang jatuh antara dua hati...

Kita seperti dua orang yamg entah
mengapa begitu bersedih
Sekaligus bahagia karena perpisahan...
Rangkulan, kehangatan yang kurasa
segera terganti dengan sebuah
rindu di dada melepasmu
Pergi.............

Dalam hatiku menangis...
Mengantarmu pergi dengan
sejuta harap diujung rinduku...
Dalam penantian harapku kau
kembali menjumpaiku membawa
pulang bahagia...
Untaian doa berbaris mengawalmu
tuk meraih cita dan cinta
hari esok kan bahagia...

Saat dirimu membalikkan
wajah menatapku,...
Terlihat setetes air bening meleleh
jatuh perlahan lalu
membasahi bibirmu...

Apakah ini air mata haru
perpisahan, ataukah air mata
bahagia??
Oh Tuhan.........
Tak terfikirkan olehku serapuh
itukah kau? Atau kau sedang
menyusun kekuatan hatimu
tuk mejejakkan langkahmu...

Kau tau,...
Aku telah menangis berhari-hari
dalam pilu menunggu saatnya
kau berlalu dariku...
Bahwa sebenarnya ku tak ingin
kau menjauh sedetikpun,
ku tak sanggup...
Aku mengaku...
Tapi, tapi inilah rahasia hatiku
yang tak perlu kuumbar!!

Pergilah, dan jika kau masih
mengingatku, jumpailah aku
dalam mimpi-mimpimu bersama
setitik rindumu yang mungkin
masih tersisa!!

Tuhan, ku tak ingin sendiri.......

Harapku suatu hari
bila dipertemukan, seluruh
cerita cinta kan kuukir bersamamu
lalui hari-hari bahagia...
Namun sayang, takdir berkata lain...
Hari berlalu tanpa sebuah
kata menyapaku dalam
rindu peluh...

Hidup memang rahasia!
Waktu dan tempat terpisah
t'lah mengubah segalanya...
Aku kalah dan tak sanggup
menantimu tanpa kepastian...
Dan akhirnya aku menyerah
dalam sebuah rasa yang membuatku
mengerti...

Kau bukan yang dulu
Terimakasih pernah ada
dalam hatiku..

Jakarta,
By  ❤IkeCong

Catatan
Harapan dan impian-impian yang kita ukir bersama janji-janji manis, terkadang tak menjadi sepert apa yang diharapkan hari esok! Segala sesuatu bisa saja berubah tanpa kau sadari. Hidup memang penuh rahasia!!
IkeCong
IkeCong Ia adalah seorang yang biasa-biasa saja. Masih banyak belajar. Penikmat sastra. Senang menulis Berbagai hal yang bermanfaat.

Post a Comment for "Tuhan Ku Tak Ingin Sendiri"